Salam
Hangat DaGakers,
Seperti post sebelumnya, kita mengetahui 3
golongan kura-kura berdasarkan tempat hidupnya yaitu Turtle (akuatik / hidup di
air), Tortoise (terrestrial / hidup di darat) dan Terrapin (Semi Akuatik /
hidup di dua alam yaitu air dan darat). Kura-Kura adalah reptil dari ordo
Testudines, hampir semuanya memiliki tubuh yang di lindungi oleh sebuah tulang
khusus atau tempurung bertulang rawan yang terbentuk dari rusuknya. Kura-kura yang paling awal telah ada
sejak 215 juta tahun yang lalu, ini menjadikan kura-kura adalah kelompok reptil
tertua, dan kelompok yang paling purba di bandingkan dengan kadal dan ular.
Saat ini masih ada 300 spesies yang masih ada, dan kebanyakan sudah terancam punah.
Kura-Kura adalah binatang ectothermic atau
berdarah dingin, ia mendapatkan panas tubuh dari lingkungan sekitarnya, itulah
mengapa kura-kura sering terlihat berjemur untuk mendapatkan panas dari sinar matahari.
Anatomi dan morfologi kura-kura memiliki beragam jenis ukuran. Kura-kura laut (penyu) memiliki ukuran yang lebih besar di banding saudaranya
di darat maupun di air tawar. Penyu terbesar saat ini adalah penyu laut
berpunggung berbulu raksasa (leatherback Sea turtle), dimana panjang tempurung
mencapai 2 meter dan berat lebih dari 900 kg. Kura-kura air tawar umumnya lebih
kecil, namun temuan terbesar adalah labi-labi (Pelochelys cantorii / kura
bertulang rawan) di Asia yang panjangnya mencapai 2 meter (Das, 1991). Kura air
tawar terbesar lainnya common snapping turtle (Chelydra serpentina), terbesar
di Amerika Utara, yang memiliki panjang tempurung hingga 80 cm dan berat
sekitar 60 kg. Kura-kura darat raksasa terbesar adalah Seychelles di kepulauan Galapagos yangpanjang
tempurungnya bisa mencapai 1,5 meter dengan berat mencapai 300 kg.
Kura-kura dibagi menjadi 2 kelompok, menurut
cara mereka menarik leher mereka ke dalam tempurungnya yaitu Cryptodira (yang
dapat menarik leher mereka dan melipatnya di bawah spine-nya) dan Pleurodira (yang
dapat melipat leher mereka ke samping). Sekarang mari kita telaah lebih lanjut mengenai
penjelasan bagian-bagian dari tubuh kura-kura, sebagai berikut:
A.
Kepala kura-kura
Kebanyakan kura-kura yang menghabiskan hampir
seluruh hidupnya di daratan memiliki mata yang selalu melihat ke bawah pada
objek yang ada dihadapannya. Beberapa kura-kura air tawar, seperti kura-kura
common dan labi-labi, memiliki mata yang lebih dekat ke bagian atas kepala.
Spesies kura-kura ini dapat bersembunyi dari predator di perairan dangkal
dimana mereka menenggelamkan seluruh badannya dalam air kecuali mata dan lubang
hidungnya. Penyu laut memiliki kelenjar dekat matanya yang menghasilkan air
mata bergaram yang berfungsi untuk membuang garam berlebih dari tubuhnya yang diambil
dari air yang mereka minum. Kura-kura memiliki keistimewaan berupa kemampuan
penglihatan malam hari yang hebat yang disebabkan oleh sejumlah besar sel
batang pada retina mereka. Kura-kura memiliki penglihatan warna dengan kekayaan
subtipe cone dengan sensitivitas antara hampir Ultraviolet (UV A) hingga Merah.
Beberapa kura-kura darat memiliki kemampuan ‘mengejar mangsa’ yang sangat
buruk, sehingga biasanya justru menjadi mangsa bagi predator yang berburu
mangsa yang dapat bergerak cepat. Namun, kura-kura karnivora dapat dengan cepat
menggerakkan kepalanya untuk menggigit tiba-tiba. Kura-kura memiliki sebuah
mulut lebar yang kokoh. Kura-kura menggunakan rahangnya untuk memotong dan
mengunyah makanan. Sebagai pengganti gigi, rahang atas dan bawah pada kura-kura
dilapisi oleh deretan tulang yang keras. Kura-kura karnivora biasanya memiliki
tulang yang berbentuk pisau tajam untuk mengiris-iris mangsanya. Kura-kura
herbivora memiliki tulang yang ujungnya seperti gergaji untuk memotong-motong
tanaman yang keras. Kura-kura menggunakan lidahnya untuk membantu mengunyah
makanan, tapi mereka tidak dapat, tidak seperti kebanyakan reptil, menjulurkan
lidahnya untuk menangkap makanan.
Tempurung kura-kura bagian
atas disebut carapace. Tempurung bagian bawah yang membalutnya disebut
plastron. Carapace dan plastron tersambung pada sisi-sisi kura-kura oleh
strukur tulang yang disebut bridges. Lapisan bagian dalam pada kura – kura
terbuat dari sekitar 60 tulang yang meliputi porsi tulang belakang dan rusuk,
yang berarti bahwa kura-kura tidak dapat merangkak keluar dari tempurungnya.
Pada kebanyakan kura-kura, lapisan luar tempurung dilapisi oleh sisik-sisik
keras yang disebut scute yang merupakan bagian dari kulit luarnya, atau
epidermis. Scute terbuat dari protein berserat yang disebut keratin yang juga
membentuk sisik pada reptil lainnya. Scute ini tumbuh melebihi lapisan-lapisan
antara tulang-tulang tempurung dan menambah kekuatan tempurung. Beberapa
kura-kura tidak memiliki scute yang keras. Contohnya, penyu berpunggung kulit
dan labi-labi yang memiliki tempurung yang dilapisi kulit scute yang halus dan
bukan scute yang keras. Bentuk tempurung kura-kura memberi petunjuk yang
sangat menolong mengenai bagaimana kura-kura tersebut hidup. Kebanyakan
kura-kura darat memiliki tempurung yang besar dan berbentuk kubah yang membuat
sulit bagi predator untuk menghancurkan tempurung diantara taring-taringnya.
Satu dari sedikit pengecualian adalah kura-kura darat pancake Afrika yang
memiliki tempurung yang lentur dan datar yang membuatnya dapat bersembunyi
diantara repihan batu. Kebanyakan kura-kura akuatik memiliki tempurung yang
datar dan beralur yang membantu dalam berenang dan menyelam. Kura-kura musk dan
kura-kura alligator Amerika memiliki plastron yang berbentuk menyilang dan
kecil yang memberikan gerakan kaki yang lebih efisien untuk berjalan sepanjang
dasar kolam dan sungai. Warna tempurung kura-kura bisa bermacam-macam.
Tempurung pada umumnya berwarna cokelat, hitam, atau hijau gelap. Pada beberapa
spesies, tempurungnya memiliki tanda-tanda berwarna merah, oranye, kuning, atau
abu-abu dan tanda-tanda ini bisa berupa totol-totol, garis-garis, atau
bintik-bintik acak. Salah satu dari kura-kura yang paling berwarna adalah
kura-kura painted yang memiliki plastron berwarna kuning dan tempurung berwarna
hitam atau hijau tua dengan bintiki merah disekitar sisi-sisinya.
Kura-kura darat, yang hidup di dataran, memiliki tempurung yang lebih berat. Kebalikannya, kura-kura akuatik dan labi-labi memiliki tempurung yang lebih ringan yang membantunya untuk tidak tenggelam dalam air dan berenang dengan laju yang lebih cepat. Tempurung yang lebih ringan ini memiliki sebuah ruang kosong besar yang disebut fontanelles diantara tulang-tulang tempurung. Tempurung pada penyu berpunggung bulu sangat ringan karena mereka memiliki sedikit scute dan terisi banyak fontanelles.
Kulit dan pergantian kulit. Seperti yang telah dijelaskan di atas, lapisan luar tempurung adalah bagian dari kulit, masing-masing scute (atau piring) pada tempurung merupakan sebuah sisik yang termodifikasi. Tempurung tersebut terdiri dari kulit dengan sisik-sisik yang lebih kecil, sama seperti kulit reptil lainnya. Kura-kura akuatik dan terrapin tidak berganti kulit dalam satu kali proses, seperti yang dilakukan oleh ular, tapi secara berlanjut, dalam potongan-potongan yang kecil. Ketika berada dalam sebuah lingkup akuaria, lembaran kecil kulit mati dapat dilihat dalam air (terkadang terlihat seperti potongan plastik tipis) ketika telah berkerak, bahkan ketika hewan tersebut menggosok-gosokkan badannya pada sepotong kayu atau batu. Kura-kura darat juga berganti kulit, tapi sejumlah besar kulit mati dapat diakumulasi menjadi potongan tebal yang memberi perlindungan pada bagian-bagian tubuh diluar tempurung. Scute pada tempurung tidak pernah berganti, dan, semakin lama terakumulasi, tempurung menjadi semakin tebal. Dengan menghitung lingkaran yang terbentuk oleh scute yang lebih tua dan lebih kecil di atas scute yang lebih muda dan lebih besar, memungkinkan kita untuk memperkirakan umur seekor kura-kura, bila kita mengetahui berapa banyak scute yang diproduksi dalam setahun. Metode ini kurang akurat, dikarenakan sebagian besar angka pertumbuhan tidak konstan, tapi juga karena sebagian scute terkadang jatuh dari tempurung.
Kura-kura darat, yang hidup di dataran, memiliki tempurung yang lebih berat. Kebalikannya, kura-kura akuatik dan labi-labi memiliki tempurung yang lebih ringan yang membantunya untuk tidak tenggelam dalam air dan berenang dengan laju yang lebih cepat. Tempurung yang lebih ringan ini memiliki sebuah ruang kosong besar yang disebut fontanelles diantara tulang-tulang tempurung. Tempurung pada penyu berpunggung bulu sangat ringan karena mereka memiliki sedikit scute dan terisi banyak fontanelles.
Kulit dan pergantian kulit. Seperti yang telah dijelaskan di atas, lapisan luar tempurung adalah bagian dari kulit, masing-masing scute (atau piring) pada tempurung merupakan sebuah sisik yang termodifikasi. Tempurung tersebut terdiri dari kulit dengan sisik-sisik yang lebih kecil, sama seperti kulit reptil lainnya. Kura-kura akuatik dan terrapin tidak berganti kulit dalam satu kali proses, seperti yang dilakukan oleh ular, tapi secara berlanjut, dalam potongan-potongan yang kecil. Ketika berada dalam sebuah lingkup akuaria, lembaran kecil kulit mati dapat dilihat dalam air (terkadang terlihat seperti potongan plastik tipis) ketika telah berkerak, bahkan ketika hewan tersebut menggosok-gosokkan badannya pada sepotong kayu atau batu. Kura-kura darat juga berganti kulit, tapi sejumlah besar kulit mati dapat diakumulasi menjadi potongan tebal yang memberi perlindungan pada bagian-bagian tubuh diluar tempurung. Scute pada tempurung tidak pernah berganti, dan, semakin lama terakumulasi, tempurung menjadi semakin tebal. Dengan menghitung lingkaran yang terbentuk oleh scute yang lebih tua dan lebih kecil di atas scute yang lebih muda dan lebih besar, memungkinkan kita untuk memperkirakan umur seekor kura-kura, bila kita mengetahui berapa banyak scute yang diproduksi dalam setahun. Metode ini kurang akurat, dikarenakan sebagian besar angka pertumbuhan tidak konstan, tapi juga karena sebagian scute terkadang jatuh dari tempurung.
C.
Kaki kura-kura
Kura-kura darat memiliki kaki yang pendek.
Kura-kura darat terkenal memiliki gerak yang lamban, hal ini dikarenakan oleh
tempurungnya yang berkubah dan berat tapi juga karena gaya berjalan merangkak
yang tidak efisien yang mereka miliki, dengan kaki-kaki yang meregang satu sama
lain, tidak seperti kadal yang berkaki lurus satu sama lain langsung dibawah
badan, seperti juga pada mamalia. Kura-kura yang bersifat amfibi biasanya
memiliki anggota badan yang sama dengan kura-kura darat tadi kecuali kaki mereka
memiliki selaput jari dan biasanya memiliki kuku yang panjang. Kura-kura ini
berenang menggunakan keempat kakinya dengan cara yang sama seperti anjing yang
sedang berenang, dengan kaki-kaki pada sisi kanan dan kiri tubuh mengayun
bergantian. Kura-kura air tawar yang besar lebih jarang berenang dibanding
kura-kura air tawar yang kecil, dan spesies yang sangat besar, seperti
kura-kura alligator, jarang sekali berenang, lebih menyukai berjalan sepanjang
dasar danau atau sungai. Seperti juga selaput kaki, kura-kura air tawar juga
memiliki kuku yang sangat panjang, digunakan untuk membantunya dalam memanjat
tepi sungai dan mengambang ke atas, dimana mereka senang berjemur. Kura-kura
air tawar jantan lebih banyak memiliki kuku yang panjang, dan hal ini digunakan
untuk merangsang betina saat kawin. Meskipun kebanyakan kura-kura air tawar
memiliki kaki berselaput jari, beberapa kura-kura air tawar, seperti kura-kura
moncong babi, memiliki kaki berbentuk dayung yang sejati, dengan jari-jari yang
menyatu membentuk dayung dan kuku-kuku yang kecil. Spesies ini berenang dengan
cara yang sama seperti yang dilakukan oleh penyu (lihat dibawah). Penyu hampir
seluruhnya akuatik dan memiliki kaki berbentuk dayung (flipper) sebagai
pengganti kaki. Penyu “terbang” dalam air, menggunakan gerakan naik-turun pada
kaki dayung depan untuk menciptakan gaya dorong; kaki belakang tidak digunakan
untuk berenang tapi mungkin digunakan untuk penyeimbang. Dibandingkan dengan
kura-kura air tawar, penyu jarang sekali naik ke daratan, dan biasanya hanya
untuk menetas saja. Penyu jantan biasanya tidak pernah meninggalkan lautan,
sedangkan betina harus naik ke daratan untuk menetaskan telur. Mereka bergerak
sangat lamban, menyeret badan mereka dengan kaki dayungnya. Kaki dayung
belakang mereka digunakan untuk menggali lubang telur dan mengisinya kembali
dengan pasir ketika telur-telurnya sudah ditetaskan.
D.
Umur & Jenis Kelamin kura-kura
Ukuran tidak bisa dijadikan patokan umur, namun
kura2 peliharaan biasanya tumbuh lebih cepat daripada kura2 liar. Hal ini
biasanya disebabkan karena kura2 peliharaan tidak melakukan hibernasi dan
pemberian makan yang terlalu banyak. Makan yang berlebihan dapat membahayakan
kura-kura.
Kura-kura yang baru menetas, biasanya berukuran
kurang lebih 1 inchi (2,5 cm). setelah setahun ukurannya menjadi sekitar 2-3,5
inchi (5-9 cm). Kura-kura jantan dianggap telah matang seksualnya ketika
mencapai ukuran 4 inchi (10,5 cm) dan betina pada ukuran 5 inchi (13 cm). Kura2
dewasa bisa mencapai ukuran 7 – 9 inchi (17,8 – 22,8 cm) dan betina bisa mencapai
10 – 12 inchi (25 – 30,5 cm).
Secara umum, kematangan seksual kura-kura
ditentukan oleh ukurannya. Anda harus menunggu hingga ukurannya mencapai 4
inchi (10,5 cm) untuk dapat menentukan jenis kelaminnya. Tidak mudah untuk
menentukan jenis kelaminnya jika berukuran dibawah 10 cm. Ukuran tersebut
biasanya dicapai setelah usia 2 hingga 4 tahun. Bentuk plastron baru menjamin
jantan atau Betina ketika kura-kura tesebut sudah cukup besar. Ketika masih
kecil, plastron bukanlah patokan jenis kelaminnya.
Untuk
menghindari kebingungan, kata “chelonian” lebih populer diantara para dokter hewan,
peneliti, dan konservasionis yang bekerja pada hewan ini, sebagai nama dari
semua anggota Ordo Testudines. Hal ini didasari dari bahasa Yunani kuno χελώνη
(chelone, Yunani baru χελώνα), yang berarti kura-kura darat. Berikut ini adalah
taksonomi kura-kura dari daftar family testudines:
1.
Subordo
Paracryptodira (punah)
2.
Subordo
Cryptodira
• Famili Chelydridae (Kura-kura alligator)
• Famili Meiolaniidae (punah)
• Superfamili Chelonioidea (Penyu laut)
• Famili Protostegidae (punah)
• Famili Thalassemyidae (punah)
• Famili Toxochelyidae (punah)
• Famili Cheloniidae (Penyu laut hijau dan kerabatnya)
• Famili Dermochelyidae (Penyu berpunggung bulu)
• Superfamili Kinosternoidea
• Famili Dermatemydidae (Kura-kura sungai)
• Famili Kinosternidae (Kura-kura lumpur)
• Famili Platysternidae (Kura-kura berkepala besar)
• Superfamili Testudinoidea
• Famili Haichemydidae (punah)
• Famili Lindholmemydidae (punah)
• Famili Sinochelyidae (punah)
• Famili Emydidae (Kura-kura kolam/Kura-kura Brazil)
• Famili Geoemydidae (Kura-kura daun, kura-kura box Asia)
• Famili Testudinidae (Kura-kura darat)
• Superfamili Trionychoidea
• Famili Adocidae (punah)
• Famili Carettochelyidae (Kura-kura moncong babi)
• Famili Trionychidae (Labi-labi)
• Famili Chelydridae (Kura-kura alligator)
• Famili Meiolaniidae (punah)
• Superfamili Chelonioidea (Penyu laut)
• Famili Protostegidae (punah)
• Famili Thalassemyidae (punah)
• Famili Toxochelyidae (punah)
• Famili Cheloniidae (Penyu laut hijau dan kerabatnya)
• Famili Dermochelyidae (Penyu berpunggung bulu)
• Superfamili Kinosternoidea
• Famili Dermatemydidae (Kura-kura sungai)
• Famili Kinosternidae (Kura-kura lumpur)
• Famili Platysternidae (Kura-kura berkepala besar)
• Superfamili Testudinoidea
• Famili Haichemydidae (punah)
• Famili Lindholmemydidae (punah)
• Famili Sinochelyidae (punah)
• Famili Emydidae (Kura-kura kolam/Kura-kura Brazil)
• Famili Geoemydidae (Kura-kura daun, kura-kura box Asia)
• Famili Testudinidae (Kura-kura darat)
• Superfamili Trionychoidea
• Famili Adocidae (punah)
• Famili Carettochelyidae (Kura-kura moncong babi)
• Famili Trionychidae (Labi-labi)
3.
Subordo
Pleurodira:
• Famili Araripemydidae (punah)
• Famili Proterochersidae (punah)
• Famili Chelidae (Kura-kura leher panjang Austro-American)
• Superfamili Pelomedusoidea
• Famili Bothremydidae (punah)
• Famili Pelomedusidae (Kura-kura sideneck Afro-American)
• Famili Podocnemididae (Yellow Spoturtleted T)
• Famili Araripemydidae (punah)
• Famili Proterochersidae (punah)
• Famili Chelidae (Kura-kura leher panjang Austro-American)
• Superfamili Pelomedusoidea
• Famili Bothremydidae (punah)
• Famili Pelomedusidae (Kura-kura sideneck Afro-American)
• Famili Podocnemididae (Yellow Spoturtleted T)
Mengutip dari: